Senin, 27 November 2017

Logika Pendidikan dan Kenyataan Hidup



5 Universitas termahal di Indonesia
Oleh: Deni Riaddy
Rabu, 17 Mei 2017 12:00 WIB
http://amp.kontan.co.id/news/5-universitas-termahal-di-indonesia
Universitas Ciputra
Rp  9 - 16 juta per semester
Universitas Trisakti
Rp  9 - 12 juta per semester
Universitas Pelita Harapan
Rp  9 - 15 juta per semester
Swiss German University
Rp 24-28 juta per semester
President University
Rp 30.000.000 per semester

BINUS
Tarumanegara
Atmajaya
Tanri Abeng University
Al Azhar Indonesia

Universitas Bali Nusantara
Rp. 6.000.000,- sampai dengan Rp. 9.000.000,- tiap semesternya.
Institute Teknologi Telkom
Rata – rata Rp. 7.500.000,-  tiap semesternya.
Institut Kesenian Jakarta
Rata – rata Rp. 7.500.000,- per semesternya.

Intip Fakultas dan Jurusan Termahal yang Tetap Ramai Peminat
https://www.aturduit.com/articles/fakultas-dan-jurusan-termahal-di-indonesia/amp/
Dyah Ikhsanti:
A creative writer with passion in social studies and hip hop culture.

Tata Kota/ Perencanaan Kota dan Wilayah
Rp 61.325.000 belum termasuk biaya yang dibutuhkan saat pembuatan skripsi dan wisuda.

Kedokteran Hewan
Angka yang dibutuhkan hingga lulus bisa sampai sekitar Rp 70.000.000 atau bahkan Rp 90.000.000 sesuai dengan golongan UKTnya.

Seni
angka biaya kuliah bisa saja menyentuh angka Rp 75.000.000 sampai Rp 80.000.000.

Arsitektur
total biaya kuliah hingga lulus adalah Rp 86.800.000.

Broadcasting
total biaya perkuliahan bisa mencapai Rp 106.900.000.

Kedokteran Gigi
perhitungan biaya kuliahnya adalah (Rp 30.000.000 X 8) + Rp 60.000.000 = Rp 300.000.000.

Kedokteran
Minimal perkiraan 110 jt IDR

Ekonomi
Kisaran 141 jt IDR

Fashion Design
Perkiraan 235 jt IDR

Penerbangan
768 juta IDR

Biaya pendidikan akan terus naik sekitar 15% per tahun. Kondisi ini menyebabkan naiknya biaya pendidikan di universitas.

Kuliah Mahal di Universitas Negeri
http://www.pikiranmerdeka.co/2017/06/14/kuliah-mahal-universitas-negeri/
Sammy Khalifa • 14 Juni 2017

Yang termahal dipegang Prodi Pendidikan Dokter dan Kedokteran Gigi, yakni sebesar Rp10 juta per semester atau Rp20 juta per tahun serta ditambah biaya Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) senilai Rp150 juta.

Ini 14 PTN Terbaik di Indonesia Tahun 2017, Unhas Peringkat Berapa?
Kamis, 17 Agustus 2017 11:08
http://makassar.tribunnews.com/amp/2017/08/17/ini-14-ptn-terbaik-di-indonesia-tahun-2017-unhas-peringkat-berapa
1. Universitas Gadjah Mada (3,66, naik 1 peringkat)
2. Institut Teknologi Bandung (3,53, turun 1 peringkat )
3. Institut Pertanian Bogor (3,45, naik 1 peringkat)
4. Universitas Indonesia (3,38, turun 1 peringkat)
5. Institut Teknologi Sepuluh November ( 3,23, naik 1 peringkat)
6. Universitas Diponegoro (3,08, naik 3 peringkat)
7. Universitas Airlangga (2,99, stabil)
8. Universitas Brawijaya ( 2,97, turun 4 peringkat)
9. Universitas Hasanuddin (2,96, turun 1 peringkat)
10. Universitas Negeri Yogyakarta (2,86)
11. Universitas Sebelas Maret (2,85)
12. Universitas Andalas (2,74)
13. Universitas Pendidikan Indonesia (2,73)
14. Universitas Padjajaran (2,72)

Daftar 27 Perguruan Tinggi Ikatan Dinas dan Beasiswa Penuh
Oleh:  Tempo.co
24 Februari 2015 04:21 WIB
https://nasional.tempo.co/read/644777/daftar-27-perguruan-tinggi-ikatan-dinas-dan-beasiswa-penuh
1. Akademi Ilmu Pemasyarakatan Jakarta
4. AKAMIGAS-STEM – Akademi Minyak dan Gas Bumi (Sekolah Tinggi Energi dan Mineral)
5. AKIP – Akademi Ilmu Permasyarakatan di bawah Kementerian Hukum dan HAM. Lokasi kuliah di Depok.
6. Akmil - Akademi Militer RI.
7. Akpol - Akademi Kepolisian RI.
8. Badan Meteorologi Nasional (BMG), Akademi Meteorologi dan Geofisika (AMG), Jalan Perhubungan I Nomor 5, kompleks Metro, Pondok Betung, Bintaro, Tangerang.
9. Badan Pusat Statistik (BPS), Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS), Jalan Otto Iskandardinata Nomor 64C, Jakarta Timur.
10. Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Jalan Bintaro Utama Sektor V, Bintaro Jaya, Tangerang.
11. MMTC – Sekolah Tinggi Multi Media Training Center di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kominfo). Lokasi kuliah di Yogyakarta.
13. Politeknik Kesehatan DEPKES Surabaya, Jalan Pucang Jajar Tengah 56, Surabaya.
14. Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi, Jalan Cimandiri 34-38, Bandung.
15. Sekolah Tinggi Manajemen Industri Jakarta, Jalan Letjen Suprapto 26, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.*
16. Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Jalan Dr Setiabudi 186, Bandung.
17. Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia, Curug Banten, Jalan Raya PLP Curug, Tangerang.
18. Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta, Jalan AUP, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
19. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Yogyakarta, Jalan Tata Bumi 5, Banyuraden,
Gamping, Sleman, Yogyakarta.
20. Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN), Jalan Raya Haji Usa, Desa Putat Nutug, Ciseeng, Bogor.
22. Sekolah Tinggi Transportasi Darat Jawa Barat, Jalan Raya Setu Km 3,5, Cibuntu, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat.
23. Sekolah Tingi Kesejahteraan Sosial Jawa Barat, Jalan H Juanda 367, Bandung.
25. STPDN/IPDN – Institut Pemerintahan Dalam Negeri di bawah Kementerian Dalam Negeri RI.
26. STPN – Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional di bawah Badan Pertanahan Nasional RI. Lokasi kuliah Yogyakarta.
27. STSN – Sekolah Tinggi Sandi Negara – di bawah Lembaga sandi Negara. Lokasi kuliah di Bogor.

KESIMPULAN
Untuk apa kita sekolah? Itu adalah sebuah pertanyaan menarik terkait daftar kuliah di atas. Padahal kebanyakan pola pikir dari yang sekolah adalah...
* Jadi sarjana
* Dapat kerjaan
* Punya gaji mahal
* Hidup mapan
Masalahnya adalah, tidak semua berhasil mencapai kemapanan tersebut. Dalam kenyataan sehari-hari, bahkan banyak yang bukan sarjana justru hidupnya lebih mapan.

Terus terang, saya lebih setuju dengan definisi pekerjaan dari keyword "job" di atas. Dimana dia membagi job, antara lain...
1. Parenting,
2. Volunteering,
3. Employee,
4. Starting a business.
Jika mencermati kebanyakan cita-cita kita sekarang, justru lebih terarah ke "employee" (karyawan). Padahal jelas sekali bahwa jenis ini sangat jauh dari istilah "kaya".

Saya menyebut "kaya" sebab ini lebih lugas ketimbang kata "mapan". Sudah sedari single dulu saya mencermati bagaimana kebanyakan mendefinisikan keberhasilan dengan menyebut kata "mapan". Bahkan istilah mapan ini sering dipakai oleh pasangan yang hendak menikah. Buat saya, yang begini nggak lebih dari basa basi dalam memakai istilah, akibatnya tidak jarang terjebak dengan indikator kemapanan yang menurut saya absurd.

Pertanyaannya, mengapa saya blak-blakan seperti ini? Ya, untuk apa juga basa-basi. "Forbes" pun mengukur keberhasilan dengan kata "Rich" (kaya).
Ukuran keberhasilan (dalam hal materi) nggak bisa disederhanakan dengan kata "mapan". Bahkan kalau kita lihat dari sudut pandang manajemen, istilah "mapan" ini sangat tidak relevan menuju "goal" (tujuan) perusahaan. Jadi kalau sekolah diukur dengan pencapaian materi, kata "mapan" bukanlah pilihan yang tepat. 

Masih mending begini (misal)... Bahwa tujuan sekolah adalah mencari ilmu agar berguna bagi masyarakat. Ini lebih jelas dan lebih arif. Atau (misal)... Tujuan sekolah biar bisa ketemu jodoh yang baik. Buat saya ini lebih kongkrit. Mapan itu absurd, nggak jelas indikatornya. Karena absurd itulah (mungkin) tujuan hidup setelah jadi sarjana pun absurd. Jangankan manusia, perusahaan saja kalau visi-nya absurd, hasilnya pun cenderung absurd.

Contoh menelaah masa depan yang menurut saya kongkrit justru terletak di lagu ini...

Kecil bersuka
Muda terkenal (minimal terkenal tingkat kelurahan, misal)
Tua kaya raya
Mati masuk surga


Kongkrit, kan?