Sabtu, 06 Mei 2017

"in The Digital Age" by President Hacker



Wurry Parluten di Twitter:
@wef
Comparison Shopping Website is Disruptive Innovation.
cc:
@Rhenald_Kasali @rumah_perubahan #4iR
https://mobile.twitter.com/justluten/status/860588679940653057

http://kamuslengkap.com/kamus/inggris-indonesia/arti-kata/disrupted

Arti kata disrupted dalam bahasa Indonesia adalah: MENGGANGGU

Inovasi disruptif - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Inovasi_disruptif

Inovasi disruptif (disruptive innovation) adalah inovasi yang membantu menciptakan pasar baru, mengganggu atau MERUSAK PASAR yang sudah ada, dan pada akhirnya menggantikan teknologi terdahulu tersebut.

Salah satu contoh dari Inovasi Disruptif (disruptive innovation) adalah Wikipedia. Wikipedia merupakan salah satu contoh inovasi disruptif yang merusak pasar ENSIKLOPEDIA TRADISIONAL (cetak).

Disruption, Buku Baru Rhenald Kasali | SWA.co.id
https://swa.co.id/swa/review/book-review/disruption-buku-baru-rhenald-kasali

by Ananda Widhia Putri - February 17, 2017

Lebih baik BERDAMAI dan menciptakan cara-cara baru untuk menyambut era baru yang lebih inklusif pada hari esok.

http://www.bukukita.com/Non-Fiksi-Lainnya/Non-Fiksi-Umum/149386-Disruption.html
Rp 118.000

CLAYTON M. CHRISTENSEN
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Clayton_M._Christensen

Buku pertamanya, The Innovator's Dilemma (1997), menjabarkan teorinya tentang inovasi disruptif.

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Clayton_M._Christensen

"Disruption" and "disruptive innovation" concepts, The Innovator's Dilemma.

The INNOVATOR'S DILEMMA
https://en.m.wikipedia.org/wiki/The_Innovator%27s_Dilemma

Disruptive innovation - Wikipedia
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Disruptive_innovation

World Economic Forum di Twitter: "Think everyone in advanced economies is using social media? Think again "
https://mobile.twitter.com/wef/status/859150586926817280

An ETHICAL FRAMEWORK for AI.
https://mobile.twitter.com/wef/status/859436576702685184

World Economic Forum di Twitter: "Pope Francis: we can have a happy future, but this is what we need to do "
https://mobile.twitter.com/wef/status/859444930527342593

26 Apr 2017
Ariel Schwartz
Deputy Editor for Innovation , Business Insider

The Pope wrapped up his talk by discussing the need for powerful people to stay HUMBLE. "If you don’t, your power will ruin you, and you will ruin the other," he said.

KEBERUNTUNGAN ADA KARENA ADA USAHA SEBELUMNYA.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Rhenald_Kasali

Retail
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Retail

In the digital age, an increasing number of retailers are seeking to reach broader markets by selling through multiple channels, including both bricks and mortar and ONLINE RETAILING.

Online Shopping
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Online_shopping

The largest of these online retailing corporations are...
1) Alibaba,
2) Amazon.com, and
3) eBay.

Consumers find a product of interest by visiting the website of the retailer directly or by searching among alternative vendors using a SHOPPING SEARCH ENGINE.

Comparison Shopping Website
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Comparison_shopping_website

Most comparison shopping sites aggregate product listings from many different retailers but DO NOT DIRECTLY SELL products themselves.

Vertical Search
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Vertical_search

The vertical content area may be based on topicality, media type, or genre of content. Common verticals include shopping, the automotive industry, legal information, medical information, scholarly literature, job search and travel.

Examples of vertical search engines include;
1. Mocavo,
2. Nuroa,
3. Trulia and
4. Yelp.

KESIMPULAN...

Kita sudah memasuki era #4iR dengan tanpa sadar, hanya saja, belum banyak yang mengerti tentang celah untuk bergelut di sana. Kelemahan kita (terutama anak muda) terletak pada ikut-ikutan tren, jarang sekali yang berpola pikir menciptakan tren. Karena mindset cenderung ikutan tersebut-lah, maka pola pikirnya terlalu besar, jarang ada yang memulai dari hal-hal kecil di sekitar kita. Kebiasaan ini yang merugikan, sama keras-nya dengan sebuah pertanyaan... "Untuk apa mahal-mahal kuliah teknologi tapi sulit meng-aplikasikan ke dunia nyata?".

Kalau masalahnya adalah modal, kenapa untuk tipikal bisnis comparison di atas ternyata ditulis DO NOT DIRECTLY SELL? Dengan kata lain, ini kalau dalam bahasa Indonesia ala jalanan disebut dengan semacam MAKELAR. Ini jelas tanpa modal (katakanlah), lebih ke bagaimana mencermati situasi, sebab nanti-nya COMPARISON SHOPPING WEBSITE akan menjadi tren karena sudah hukum alam bahwa konsumen cenderung memilih harga yang murah.

Saya teringat beberapa tahun lalu seorang Marketer menjual "Software Comparison" ini dengan harga yang murah sekali, jauh lebih murah daripada beli Macbook Pro (yang kebanyakan cuman buat gaya-gayaan doang). Nggak main-main dia menjual itu software, bahkan rasanya waktu itu blocking time di Televisi. Dan sekarang, "Dunia Comparison" ini sudah mulai bergeliat bahkan di iklan Televisi. Contoh yang paling kongkrit ada di tagline iklan "Trivago" atau "Priceza".

Di sisi lain, optimalisasi Search Engine (SEO) yang banyak diperdebatkan sekitar 5 tahun terakhir, malah dulunya sempat saya diskusikan sekitar tahun 2006 dengan salah seorang mahasiswa komputer. Di sini yang lucu, sebab itu tadi, bayangan mereka search engine adalah "sesuatu yang besar". Padahal sekarang pencabangan dari search engine ini banyak dan sudah spesifik, seperti hal-nya VERTICAL SEARCH di atas. Bahkan pentolan Google menyiapkan sesuatu yang baru, yang katakanlah disebut sebagai EKSPERIMEN ALPHABET. Saya mengirim surat khusus ke Amerika hanya untuk menanyakan domain mereka yang menurut saya "unik". Sayang belum ada feedback.

Search engine masih diartikan salah oleh sebagian kalangan, terutama mereka yang bermain dengan keyword dan SEO. Saya terus-terang terkejut dengan fakta ini saat berada di Jakarta beberapa waktu lalu. Ini juga yang membuat lalu-lintas search engine jadi nggak bener beberapa tahun terakhir. Atau mungkin juga, ini sebagai penanda bahwa era "Search Engine" mulai meredup. Harus ada istilah baru yang lebih mumpuni dengan semrawut-nya data di dunia maya sekarang.

Pada praktek-nya, dunia internet sudah bukan lagi sesuatu yang "wah". Masyarakat sudah merasakan manfaatnya dalam kehidupan sehari-sehari, bahkan banyak aplikasi berbasis Social Entrepreneurship yang bisa menciptakan lapangan kerja baru. Tapi lagi-lagi, sebuah aplikasi akan besar jika mereka berhasil melalui serangkaian tes untuk kemudian memikat INVESTOR untuk mengembangkan-nya (CATAT INI). Karena walau bagaimanapun, tetap butuh kucuran dana agar aplikasi bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia atau pun dunia. Hanya saja sayangnya, posisi Founder terkadang belum mendapat tempat yang layak. Bahkan tidak jarang nama Founder dihilangkan untuk kemudian diganti oleh anak orang kaya yang punya modal. Tapi tenang, yang seperti ini nggak akan bertahan lama. Sebagai contoh, isu social media buatan Indonesia yang sampai sekarang tidak pernah update (nyaris tak terdengar).

Ke depan E-Commerce makin menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Dan saya sangat yakin bahwa para pemenang adalah mereka yang BERFIKIR SEDERHANA dengan memakai kacamata konsumen. Satu hal yang perlu dicatat, HINDARI BERFIKIR TERLALU BESAR! Semakin sederhana, semakin spesifik, lama-lama kita akan mendapat tempat di hati konsumen.

Ingat contoh sederhana di film SOCIAL NETWORK dimana Zuckerberg menemukan konsep "Hubungan / Marital Status" untuk facebook. Itu sederhana, dan menjadi nilai jual mereka. Atau lebih jauh lagi, bagaimana proses ISAAC NEWTON menemukan teori hanya gara-gara melihat apel jatuh? Ya, seperti itulah kira-kira mindset-nya.

So... Apalagi yang baru sekarang?

(Wurry Parluten / Gelumbang, 02.55 WIB)