Kalau boleh memilih, saya nggak ingin kembali melakukan hal ini. Mungkin anak-anak KASIHAN melihat saya, sehingga mereka sering memancing diskusi mengenai film.
-----
Saya pun kembali mencoba bikin (semacam) resensi atau malah catatan usai menonton. Ini hasilnya…
ASIH : KISAH SEBELUM DANUR
Indung indung kepala lindung,
hujan di udik di sini mendung.
Anak siapa pakai kerudung,
mata melirik kaki kesandung.
Itu adalah lagu ciptaan Ilin Sumantri yang berjudul “Indung Indung” Sejatinya lagu tersebut adalah sebuah nasehat, namun tatkala diberi sentuhan baru kesannya menjadi berbeda, bikin merinding bulu kuduk. “Indung Indung” menjadi pengantar bagi penggemar film horor Indonesia yang berjudul, “Asih”.
Asih adalah film dengan durasi 78 menit dari produser Manoj Punjabi, rilis hari Kamis, tanggal 11 Oktober 2018. Yang menarik untuk dicermati, siapakah Asih? Mengapa di poster
ada tulisan “Danur” namun dicoret? Apa hubungan film ini dengan 2 film Danur sebelumnya?
“Danur: I Can See Ghosts” adalah film yang dirilis pada 30 Maret 2017. Film tersebut berkisah tentang gadis indigo bernama Risa. Sesuai dengan judulnya, Risa ternyata memiliki kemampuan yang tidak biasa berhubungan dengan dunia supranatural, dalam hal ini, bisa melihat hantu. Di film karya sutradara Awi Suryadi itu memang ada karakter
bernama Asih, yang diperankan oleh Shareefa Daanish, di situ dijelaskan bahwa Asih adalah hantu. Apakah Asih dari seri pertama Danur tersebut sama dengan Asih yang ada di
seri ketiga ini?
bernama Asih, yang diperankan oleh Shareefa Daanish, di situ dijelaskan bahwa Asih adalah hantu. Apakah Asih dari seri pertama Danur tersebut sama dengan Asih yang ada di
seri ketiga ini?
Kesuksesan “Danur: I Can See Ghosts” (2017) dilanjutkan dengan sequel-nya yang berjudul, “Danur 2: Maddah” yang dirilis pada tanggal 28 Maret 2018. Cerita masih berfokus
pada tokoh Risa dan kemampuan indigo-nya. “Maddah” sukses meraih penonton sejumlah 2.572.672, membuktikan bahwa Danur adalah seri yang patut diperhitungkan dalam jagad horor tanah air.
pada tokoh Risa dan kemampuan indigo-nya. “Maddah” sukses meraih penonton sejumlah 2.572.672, membuktikan bahwa Danur adalah seri yang patut diperhitungkan dalam jagad horor tanah air.
“Asih” bukanlah kelanjutan dari “Maddah”. Film ini adalah praquel dari “Danur: I Can See Ghosts” yang konon mengambil setting waktu 37 tahun sebelum peristiwa yang ada di film tahun 2017 tersebut. Poin cerita juga bukan seputar tokoh Risa lagi, melainkan lebih fokus ke asal mula Asih menjadi hantu.
Selain tokoh Asih, film ini juga menghadirkan plot lain. Adalah Puspita (Citra Kirana) yang
tengah hamil besar, kemudian Andi (suami Puspita / diperankan Darius Sinathrya), lalu ibunya Andi (diperankan Kanjeng Raden Ayu Soemarini Soerjosoemarno, atau lebih kita kenal sebagai Marini). Mereka tinggal dalam satu rumah saat kelahiran anak pertama yang
dibantu oleh seorang Bidan (Djenar Maesa Ayu). Bersamaan dengan lahirnya Amelia (anak Andi-Puspita), keganjilan-keganjilan mulai muncul di rumah tersebut. Apakah ini ada hubungan dengan “Asih”?
tengah hamil besar, kemudian Andi (suami Puspita / diperankan Darius Sinathrya), lalu ibunya Andi (diperankan Kanjeng Raden Ayu Soemarini Soerjosoemarno, atau lebih kita kenal sebagai Marini). Mereka tinggal dalam satu rumah saat kelahiran anak pertama yang
dibantu oleh seorang Bidan (Djenar Maesa Ayu). Bersamaan dengan lahirnya Amelia (anak Andi-Puspita), keganjilan-keganjilan mulai muncul di rumah tersebut. Apakah ini ada hubungan dengan “Asih”?
Menonton film ini seperti mengajak kita kembali ke masa lalu, yang dianalogikan kisaran tahun 1980-an. Cukup menarik untuk melatih ketelitian tentang pernak-pernik yang ada di era tersebut. Memang film dengan setting di masa lalu sangat bergantung dengan kemampuan Penata Artistik menjelaskan elemen-elemen visualnya. Semakin nyata dengan kondisi saat itu, penonton kian terbawa ke dalam alur cerita. Begitu juga dengan Penata Busana, tingkat kesulitannya terletak pada jenis-jenis pakaian yang ada di tahun 1980-an. Apakah “Asih” cukup mewakili kondisi 37 tahun lalu secara visual? Buktikan sendiri karya penyutradaraan Awi Suryadi ini.
Awi Suryadi sudah banyak menelorkan film, dimulai dari tahun 2005 dimana dia menghasilkan karya yang berjudul “Gue Kapok Jatuh Cinta”. Awi memulai karir-nya lewat
genre komedi romantis. Untuk genre horor, dia memulai lewat film “Sumpah Pocong Di Sekolah” yang dirilis tahun 2008. Namun pada seri Danur inilah namanya mulai terangkat, menjadikan Awi sebagai salah satu sutradara yang patut diperhitungkan.
genre komedi romantis. Untuk genre horor, dia memulai lewat film “Sumpah Pocong Di Sekolah” yang dirilis tahun 2008. Namun pada seri Danur inilah namanya mulai terangkat, menjadikan Awi sebagai salah satu sutradara yang patut diperhitungkan.
Seri “Danur” sendiri berasal dari novel karya Risa Saraswati, dimana dia memang punya kemampuan indigo. Barangkali ini juga yang menjadi penyebab Danur begitu dekat dengan penonton, sebab penulisnya mampu menggiring ke arah ketakutan seperti yang dirasakan Risa.
Tapi dari semua hal menyangkut kisah “Danur”, yang bikin bergidik justru definisi kata ini. Danur berarti air yang keluar dari bangkai (mayat) yang sudah membusuk (Kamus
Besar Bahasa Indonesia).
Besar Bahasa Indonesia).
-----
Yang publish malah ini...
PENGANTAR KISAH DANUR
Diposting Oleh Windy Siska - 12 Oktober 2018 14:13
Diposting Oleh Windy Siska - 12 Oktober 2018 14:13
-----
KESIMPULAN…
Daripada nggak ada yang baca, MENDING posting di blog. Siapa tahu berguna.